Sabtu, 06 Juli 2013

Inilah Cinta


         “Apa kamu sudah merasa nyaman saat ini.” Kata Reval memeluk ku erat.
       “Aku selalu merasa nyaman setiap ada di dalam pelukanmu.” Aku membalas pelukannya erat. Ya, dia adalah Reval Mahardika. Pria yang paling aku sayang dan aku cintai. Dia selalu membuatku merasa nyaman ketika ada di dalam pelukannya. Apalagi saat aku sedang merasakan jenuh dengan kehidupan dunia yang menurutku semakin tidak masuk akal. Dia selalu bisa membuatku tenang dan nyaman, dia selalu ada di sisiku, dia adalah bintang di dalam gelapnya malamku. Ketika dunia ini sudah mulai membuatku muak, dia selalu bisa membuatku kembali merasakan indahnya dunia.

      “Jangan pikirkan tentang kejadian tadi. Mungkin dia sedang kesal, sehingga dia melampiaskan pada yang lain, juga kepadamu. Tenanglah, besok semuanya akan kembali seperti semula.” Dia masih memelukku dan menenangkanku. Suaranya lembut dan sifatnya yang dewasa benar-benar membuat hatiku berdebar nyaris tak bisa kukendalikan.

        “Aku takut dia membenciku. Aku tidak ingin dia salah paham. Aku hanya....”

        “Heyy.. tenanglah.” Dia mulai menatapku hangat. “Semua akan baik-baik saja. Percaya padaku Delisa, semua akan baik-baik saja.” Kata-kata itu yang selalu bisa membuatku tenang. Aku selalu percaya padanya. Setiap kali kata “semua akan baik-baik saja” keluar dari mulutnya, maka hal itu memang terjadi.

      “Ya. Aku percaya padamu. Bisakah kamu membantuku untuk mengatakannya kepada Adel? Aku sungguh tidak enak padanya. Aku benar-benar takut dia salah paham.” Aku terus memandang hangat ke arah Reval. Diapun mengangguk dan tersenyum mendengar permintaanku barusan.

         “Aku akan menjelaskan semua padanya. Ya uda, sekarang aku akan mengantarkanmu pulang.” Dia pun mengajak ku menuju mobilnya. Dengan menggenggam tangaku, kita berjalan berdua. Oh betapa bahagianya aku saat itu.

           Kalian pernah merasakan jatuh cinta? Ya, sebuah cinta tulus yang muncul secara tiba-tiba di hati kita. Dan saat ini, aku benar-benar merasakannya. Jatuh cinta terhadap pria yang benar-benar luar biasa. Pria yang selalu menjadi idola bagi para wanita. Andai kalian tau seberapa besar cintaku untuknya. Cintaku padanya benar-benar tak bisa terhitung. Ternyata inikah yang dinamakan jatuh cinta. Rasa nyaman yang timbul saat bersama seseorang. Rasa rindu yang datang saat jauh darinya. Rasa bahagia yang menemani saat dekat dengannya. Dan rasa tak ingin berpisah saat sudah bersamanya. Rasa ini sungguh membahagiakan bagiku. Terimakasih Tuhan, karena kau masih membiarkan aku merasakan perasaan bahagia ini.


*****


         “Apakah kamu sudah menjelaskan kepada Adel?”

       “Sudah. Dia sekarang uda mengerti semuanya. Dia besok mau menemuimu untuk meminta maaf.” Jawab suara seseorang di seberang telepon. Suara yang selalu aku rindukan. Siapa lagi kalau bukan suara Reval.

        “Ah untuk apa dia meminta maaf kepadaku. Bukankah seharusnya aku yang meminta maaf kepadanya. Aku jadi tidak enak kalau begini.” Aku membaringkan badanku di kasur biruku yang paling nyaman.

          “Hahaha.. Kalian sungguh aneh. Aku tidak mengerti jalan pikiran wanita.”

          “Hey kenapa kamu ketawa? Ada yang lucu?”

          “Hahaha tidak ada, hanya saja.. Ah sudahlah. Kamu tidur aja. Kita lanjutkan besok pembicaraan kita. Selamat tidur Delisa Putri.”

          “Ah iya..” Nada suaraku semakin pelan karena harus mengakhiri perbincangan via telepon antara aku dan dia. “Selamat tidur juga Reval Mahardika.”

       Tuuutt. Telepon terputus. Betapa kecewanya aku. Percakapan kita malam itu begitu cepat. Tapi, walaupun begitu cepat, aku tetap bahagia walau hanya mendengarkan suaranya. Ahh perasaan yang aku rasakan kepadanya semakin hari semakin besar. Semoga sampai kapan pun perasaan ini akan selalu singgah dihatiku.


*****


              Aku duduk sendirian di taman kampus. Menanti datangnya seseorang yang aku cintai. Terdiam dan termenung melihat keramaian sekitar. Hari ini, Adel juga ingin menemuiku. Dia ingin meminta maaf tentang kesalah pahaman kemarin. dari kejauhan terlihat sesosok yang aku tunggu. Dia datang bersama Adel. Berdua. Dan bergandengan tangan. Ya, mereka bergandengan tangan mendekatiku dan tersenyum kepadaku. Bergandengan tangan dengan mesra. Aku pun membalas senyuman mereka dengan tipis.

             “Hey Del. Uda lama ya? Sorry ya, tadi aku masih ke perpustakaan buat nyari buku. Maaf ya.” Kata Adel sambil masih mengenggam tangan Reval.

         “Oh iya, nggak apa-apa kok Del. Santai aja. Oh hmm Del, aku minta maaf ya soal kemarin. Aku nggak tau kalau kamu sudah ada janji duluan sama Reval, aku jadinya minta anterin dia ke rumah sakit. Ibu aku masuk rumah sakit, jadinya aku yang lagi panik kemarin cuma bisa ngandelin si Reval.” Kataku meminta maaf kepada Adel.

             “Ya ampun Del, santai aja. Aku yang salah. Aku yang egois dan kekanak-kanakan. Aku yang terlalu bodoh. Masa aku cemburu sama sahabat pacarku sendiri. Iya kan sayang?” Adel menggelayut manja dilengan Reval. Dan Reval pun tersenyum menanggapi pernyataan Adel barusan.

         Hahaha.. aku tertawa kecil di dalam hatiku. Menertawai kebodohanku sendiri. Sahabat pacarku? Inilah yang masih sulit aku terima di dalam kehidupanku. Pria yang selama ini aku cintai dan sayangi bukan sepenuhnya milikku. Bahkan dia memang bukan milikku. Adel lah kekasih Reval. Ya, dia adalah kekasihnya dan aku hanya seorang sahabat. Apakah kalian tau, jika cinta tidak pernah hidup sendiri di dalam hati kita. Masih ada rasa sakit yang suatu saat akan menemaninya. Dan sepertinya, rasa sakit ini menemani cinta di hatiku setiap kali aku melihatnya bersama dengan kekasihnya. Mungkin aku yang terlalu bodoh, atau memang perasaanku yang terlalu kuat untuk mengalah. Apa kalian pernah juga merasakan jatuh cinta diam-diam? Jatuh cinta pada sahabat kalian sendiri? Cinta yang kata orang itu terlarang. Tapi rasanya aku tak ingin mendengarkan apa kata orang. Biarkanlah perasaan ku ini aku rasakan sendiri. Biarkanlah perasaanku ini aku pendam sendiri. Biarkan ini menjadi rahasia aku dan Tuhan.

          “Ya uda, sekarang kita pergi yuk. Cari makan aja.” Ajak Reval padaku dan juga pada kekasihnya.

          “Hmm aku nggak ikut deh val. Aku masih ada urusan, kalian pergi makan berdua aja.” Aku tersenyum pada mereka.

           “Delisa yakin nggak mau makan sama kami?” Tanya Adel lagi.

           “Iya. Kalian pergi aja. Aku nggak apa-apa kok.” Kataku sedikit berbohong.

           “Oke deh. Ntar kalau ada apa-apa lagi, kamu telepon aku aja ya Del. Jangan sungkan-sungkan sama sahabat sendiri.” Aku hanya tersenyum mendengar kata “sahabat” dari mulut Reval. Kenyataan yang memang masih sulit untuk kuterima.

            “Iya. Hati-hati kalian.”

            Mereka berdua pun tersenyum dan meninggalkan aku seorang diri. Aku hanya dapat melihat mereka dari arah kejauhan. Adel menggandeng tangan Reval dengan mesra. Apa kalian pernah membayangkan seberapa besar rasa sakit yang sedang aku rasakan saat itu? Rasanya sakit sekali. Melihat seseorang yang kita cintai sedang menggandeng tangan seorang yang lain dan itu bukan kita. Aku mencoba menahan air mataku. Aku merasa jika hatiku sudah kebal melihat ini semua, semacam sudah terbiasa dengan pemandangan ini.

            Adel wanita cantik, ramah, ceria, dan pintar yang memang pantas untuk seorang Reval. seorang yang gagah, tampan, pintar, dingin, dan dewasa. Mereka memang saling melengkapi. Adel memang pasangan yang tepat untuk Reval. Ya, mereka sangat cocok. Reval hanya untuk Adel. Bukan untukku. Seharusnya aku bisa menerima kenyataan itu. Tapi sampai saat ini, kenyataan itu masih sangat sulit untuk ku terima, bahwa aku hanyalah seorang sahabat bagi Reval. Tidak lebih.

           Aku tau, jika kita berani jatuh cinta, maka kita juga harus berani merasakan sakit. Semua yang ada di dalam kehidupan akan terus mengalir bagaikan air. Setiap kita merasakan sakit, anggap saja itu hanya perasaan sesaat yang akan sembuh dengan cinta kalian yang kuat. Ingat saja saat pertama kalian merasakan cinta. Pertama kalian merasakan perasaan bahagia itu. Pertama kalian merasakan sebuah rindu yang menggebu. Jika kalian benar-benar mengingat itu semua, maka rasa sakit itu seperti tak pernah hadir di hati kita.

         Dan yang harus kalian ketahui, cinta itu tak selamanya akan berujung kesakitan. Cinta juga berujung indah. Tinggal bagaimana saja cara kita untuk memperlakukan dan menjaga cinta itu. Jika kita memperlakukan cinta kita dengan hati-hati, maka semuanya akan terasa indah. Begitu sebaliknya, jika kita memperlakukan cinta kita dengan tidak sebaiknya, maka kesakitan akan menemuimu lebih awal :)


Kamis, 04 Juli 2013

Pria sejati dan Pria jahat

Pria di dunia ini memiliki dua tipe, kalo bukan pria sejati, berarti pria jahat. Setelah aku berpikir keras, akhirnya aku menyimpulkan perbedaan antara pria sejati dan pria jahat :') sekarang kalian silahkan menyimpulkan sendiri. Termasuk kategori yang manakah kamu? :)

- Pria sejati tidak akan tega melihat air mata seorang wanita mengalir karena dirinya, sedangkan pria yang jahat tak akan pernah mau tau seberapa banyak wanita mengeluarkan air mata untuknya, karena baginya air matamu sudah tak lagi penting dimatanya.
- Pria sejati tidak akan pernah melanggar janji yang telah ia ucapkan kepada wanita yang ia sayangi, sedangkan pria jahat hanya bisa berkata 'janji' tanpa menepatinya, karena baginya janji memang hanyalah sebuah kata-kata semata.
- Pria sejati jika sudah mengatakan 'sayang' kepada wanita yang ia sayangi, ia tidak akan pernah rela membuat wanita yang ia sayang merasakan sakit, sedangkan pria jahat berkata 'sayang' hanya di mulut saja, karena jika rasa sayang itu telah pudar, dia akan cepat meninggalkan wanitanya.
- Pria sejati tak akan rela ada perpisahan di dalam hubungannya, ia akan berusaha untuk memperjuangkan segalanya agar wanita yang ia sayang tidak merasakan kekecewaan, sedang pria jahat tidak akan pernah berjuang untuk cintanya, dan ia juga tidak akan menghargai perjuangan seorang wanita yg mencintainya.
- Pria sejati pasti akan selalu ingin melihat wanita yang ia sayangi tersenyum, dan tidak akan pernah membiarkan senyum itu sirna sedikit pun, berbeda dengan pria yang jahat, ia hanya memikirkan dirinya sendiri, dan tidak pernah memikirkan perasaan wanitanya.
- Pria sejati akan mencari wanita yang ia sayang, jika tiba2 wanita itu menghilang, berbeda dengan pria jahat yang tak akan merasa kehilangan sedikit pun.
- Pria sejati akan menghitung seberapa pun usahamu untuk mempertahankan hubungan kalian, sedangkan pria yang jahat tidak akan pernah memerdulikan sebesar apapun usahamu untuk mempertahankan hubungan kalian.
- Pria sejati akan menghilangkan kata gengsi di dalam hidupnya, saat rasa rindu menghantuinya dan mendesaknya untuk mengatakan kepadamu, sedangkan pria jahat lebih memilih gengsi dan tak pernah berkata rindu sedikt pun kepadamu.
- Pria sejati tak akan mudah melupakan semua kenangan bersama seorang wanita yang pernah ia sayangi, walau kalian tak lagi bersama, sedangkan pria yang jahat akan dengan mudah melupakan perasaan dan kenangannya lalu ia menggantikan dengan yang baru :(
- Pria sejati tidak akan mudah mengatakan rasa sayang kepada wanita lainnya, sedangkan pria jahat dengan mudahnya mengatakan rasa sayang kepada setiap wanita.